Selasa, 03 April 2012

KARYA ILMIAH

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

Manfaat Karya Ilmiah

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut
Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif
Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber
Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan
Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis
Memperoleh kepuasan intelektual
Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

Ciri Karya Ilmiah

a. Objektif.
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.

b. Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.

c. Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.

d. Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
e. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.

f.  Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).

g.  Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.

Sikap Ilmiah
Adalah sikap-sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap ilmuwan dalam melakukan tugasnya untuk mempelajari meneruskan, menolak atau menerima serta merubah atau menambah suatu ilmu. Prof harsojo menyebutkan enam macam sikap ilmiah

1.  Obyektivitas , dalam peninjauan yang penting adalah obyeknya
2. Sikap serba relatif , ilmu tidak mempunyai maksud mencari kebenaran mutlak, ilmu berdasarkan kebenaran-kebenaran ilmiah atas beberapa postulat, secara a
priori telah diterima sebagai suatu kebenaran.
3. Sikap skeptis adalah sikap untuk selalu ragu-ragu terhadap pernyataan-pernyataan yang belum cukup kuat dasar-dasar pembuktiannya.
4. Kesabaran intelektual , sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah pada tekanan agar dinyatakan suatu pendirian ilmiah , karena memang belum selesainya dan cukup lengkapnya hasil dari penelitian , adalah sikap seorang ilmuwan
5. Kesederhanaan adalah sikap cara berfikir, menyatakan, dan membuktikan
6. Sikap tidak memihak pada etik.


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah
http://dc252.4shared.com/doc/XQ9LOFIR/preview.html

WIRELESS LAN


DEFINISI WIRELESS LAN
Apa itu Wireless LAN?
Kita telah mengetahui dan mengenal tentang Local Area Network (LAN), dimana ia merupakan jaringan yang terbentuk dari gabungan beberapa komputer yang tersambung melalui saluran fisik (kabel). Seiring dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan untuk akses jaringan yang mobile (bergerak) yang tidak membutuhkan kabel sebagai media tranmisinya, maka muncullah Wireless Local Area Network (Wireless LAN/WLAN).

Prisip dasar pada jaringan Wireless LAN / WLAN pada dasarnya sama saja dengan jaringan yang menggunkan LAN, perbedaan yang utama adalah pada media transmisinya, yaitu melalui udara dengan memanfaatkan gelombang radio.sedangkan pada jaringan LAN menggunakan media transmisi melalui kabel.

Lapisan Fisik dan Topologi
WLAN menggunakan standar protokol Open System Interconnection (OSI) .
OSI memiliki tujuh lapisan di mana lapisan pertama adalah lapisan fisik. Lapisan pertama
ini mengatur segala hal yang berhubungan dengan media transmisi termasuk di dalamnya
spesifikasi besarnya frekuensi, redaman, besarnya tegangan dan daya, interface, media
penghubung antar-terminal dll. Media transmisi data yang digunakan oleh WLAN adalah
IR atau RF.

Untuk lebih lengkapnya silahkan download : http://www.ziddu.com/download/19051711/tugaskelompokwireless2.doc.html

TUGAS KELOMPOK Jaringan Komputer
Nama kelompok :  
  1. Angela Yurinov Kochani
  2. Aditya priharto
  3. Prisca amelia
  4. Prirandito
  5. M.Reza pahlevi

Penalaran Deduktif


Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus atau Proses penalaran yang di dalamnya kesimpulan-kesimpulan yang spesifik disusun berdasarkan prinsip-prinsip yang lebih umum atau berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Faktor – faktor penalaran deduktif
1.Terdapat pada kalimat utama
2.Penjelasannya berupa hal-hal yang umum
3.Kebenarannya jelas dan nyata

Variabel pada penalaran deduktif

1. Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
a. Premis umum : Premis Mayor (My)
b. Premis khusus : Premis Minor (Mn)
c. Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

2. Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis : Bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung.
Contoh Entimen
Ikan paus melahirkan anak dan tidak bertelur karena termasuk binatang mamalia.

Sumber : http://wiki.bestlagu.com/news/165909-contoh-penalaran-deduktif.html

Penalaran induktif


PENALARAN INDUKTIF

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

Macam-macam penalaran induktif
a. Hubungan Kausal :
Hubungan keterkaitan atau ketergantungan dari dua realitas, konsep, gagaasan, ide, atau permasalahan. Suatu kegiatan tidak dapat mengalami suatu akibat tanpa disertai sebab, atau sebaliknya suatu kegiatan tidak dapat menunjukkan suatu sebab bila belum mengalami akibat.
Contoh :
Akibat – Sebab : Siti menangis karena senang mendapatkan uang untuk membeli obat untuk ibunya.
Sebab – Akibat : Waktu sudah menunjukkan pukul 08.15, 15 menit lagi ujian sudah mau dimulai, oleh karena itu aku harus segera bergegas pergi ke kampus.

b. Hubungan Analogi :
Persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan
Kesepadanan antara bentuk bahasa yang menjadi dasar terjadinya bentuk lain
Sesuatu yang sama dalam bentuk, susunan, atau fungsi, tetapi berlainan asal-usulnya sehingga tidak ada hubungan kekerabatan
Kesamaan sebagian ciri antara dua benda atau hal yang dapat dipakai untuk dasar perbandingan
Contoh :
Pada kata mahasiswa-mahasiswi, saudara-saudari, dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.

c. Hubungan Klasifikasi :
hubungan yang berkaitan dan sering kali digunakan atau dipertukarkan dengan taksonomi.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

Senin, 12 Maret 2012

konvensi naskah



Konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis. Dalam kerangka karangan akan terlihat bab-bab, sub-sub bab yang mengandung ide-ide pokok dari suatu naskah. Setelah itu pengembangan pun akan mudah dilakukan dan naskah yang dihasilkan sistematis.
Persyaratan formal yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu : bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup.

1.     Bagian pelengkap pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan atau halaman-halaman pendahuluan tidak menyangkut isi karangan. Bagian ini dipersiapkan sebagai bahan informasi bagi pembaca dan menampilkan karangan tersebut dalam bentuk yang lebih menarik.

A.   Judul Pendahuluan (judul sampul)
Judul pendahuluan disebut juga dengan nama karangan.Judul karangan ditulis dengan huruf capital dan biasanya judul karangan iletakkan ditengah halaman agak keatas.Namus,variasi-variasi lain memang kerap sekali dijumpai.

B.  Halaman Judul
C.  Halaman Persembahan
Halaman persebahan ini tidaklah terlalu penting namun jika penulis ingin memasukkan bagian ini,maka hal ini semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis dan persembahan ini jarang melebihi satu halaman.

D.  Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telaj ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administrative sebagai karya ilmiah.

E.   Kata Pengantar
Kata pengantar sama halnya dengan sebuag surat pengantar.Dimana kata pengantar ini adalah bagian karangan yang berisi penjelaan mengapa menulis sebuah karangan.

F.   Daftar Isi
Daftar isi merupakan bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar sebuah isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan.

G.    Daftar Gambar
Jika didalam buku terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar.

H.  Daftar Tabel
Jika didalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.

2.     Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.

A.  Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab 1 karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca,memusatkan perhatian mbaca terhadap masalah yang dibicarakan.

B.  Tubuh Karangan
Tubuh karangan adalah inti karangan yang berisi sajian pembahasan masalah.Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan.

C.  Kesimpulan
Kesimpulan merupakan bagian terakhir atau penutup isi karangan , dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah.oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin.

3.     Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
Sumber :
ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../Konvensi+Naskah.doc
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/27/konvensi-naskah/