PROFESIONAL,
adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari
pekerjaan itu dengan mengandalakan suatu keahlian yang tinggi.
Atau
seorang professional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu
keahlian tertentu atau dengen terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang
menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar
hobi, untuk senang – senang, atau untuk mengisi waktu luang.
Profesionalsime
merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang
menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”.
Profesionalisme
mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau
sebagai sumber penghidupan.
Kelompok
professional merupakan kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran, yang
diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan
berstandar tinggi, yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang
tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat,
sesama profesi sendiri.
a.
Tiga watak
kerja seorang professional
v Kerja
seorang professional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya
kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan
atau mengharapkan imbalan upah materiil.
v Kerja
seorang professional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas
tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang,
ekslusif dan berat.
v Kerja
seorang professional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral, harus
menundukkan diri pada sebuah mekanisme control berupa kode etik yang
dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi.
b.
Profesional
itu adalah
v Orang yang
tahu akan keahlian dan keterampilannya.
v Meluangkan
seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
v Hidup dari
situ.
v Bangga akan
pekerjaannya.
c.
Ciri – Ciri
Profesional
v Mempunyai
focus.
v Kode etik.
v Apa yang
dilakukannya berhasil.
v Mempunyai
semua yang dimiliki oleh seorang professional.
v Visi dan
misi.
v Excellent
(mengutamakan) and professional (hasil).
v Mempunyai
hati yang mau diajar (tidak sombong).
d.
Sikap –
Sikap yang dituntut
v Komitmen
tinggi.
v Tanggung
jawab.
v Berpikir
sistematis.
v Penguasaan
materi.
v Menjadi
bagian masyarakat professional.
B.
Pengertian
Profesionalisme
Profesionalisme
adalah suatu paham yang menceritakan dilakukannya kegiatan – kegiatan kerja
tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan
rasa keterpanggilan serta ikrar (fateri/protieri) untuk menerima panggilan
tersebut, untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan
kepada sesame yang tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan
(Wignjosoebroto, 1999).
Profesionalisme
merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang
menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”.
Profesionalisme
mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau
sebagai sumber penghidupan.
Profesionalisme
merupakan komitmen dari pada anggota suatu profesi untuk meningkatkan
kemampuannya secara terus menerus atau suatu faham yang menciptakan
dilakukannya kegiatan – kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan
keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan.
a.
Ciri – Ciri
Profesionalisme
v Profesionalisme
menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga kita
dituntut untuk selalu mencari peningkatan mutu.
v Profesionalisme
memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui
pengalaman dan kebiasaan.
v Profesionalisme
menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas atau putus asa
sampai hasil tercapai.
v Profesionalisme
memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa”
atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup.
v Profesionalisme
memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektivitas
kerja yang tinggi.
Ciri di
atas menunjukkan bahwa tidaklah mudah menjadi seorang pelaksana profesi yang
professional, harus ada kriteria – kriteria tertentu yang mendasarinya.
Lebih jelas
lagi bahwa seorang yang dikatakan professional adalah mereka yang sangat
kompeten atau memiliki kompetensi – kompetensi tertentu yang mendasari
kinerjanya.
b.
Macam –
Macam Cara Mengukur Profesionalisme
Terdapat
empat cara prespektif dalam mengukur profesionalisme menurut Gilley dan
Enggland :
v Pendekatan
berorientasi filosofis.
v Pendekatan
perkembangan bertahap.
v Pendekatan
berorientasi karakteristik.
v Pendekatan
berorientasi non-tradisional.
C.
Profesionalisme
Dalam Bidang IT
1)
Kopetensi
Profesionalisme Dibidiang IT
a.
Keterampilan
Pendukung Solusi IT
v Instalasi
dan konfigurasi sistem operasi (Windows atau Linux).
v Memasang
dan konfigurasi mail server, FTP Server dan Web Server.
v Menghubungkan
perangkat keras.
v Programming.
b.
Keterampilan
Pengguna IT
v Kemampuan
pengoperasian perangkat peras.
v Administer
dan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network.
v Administer
perangkat keras.
v Administer
dan mengelola network security.
v Administer
dan mengelola database.
v Mengelola
network security.
v Membuat
aplikasi berbasis desktop atau web dengan multimedia.
c.
Pengetahuan
di Bidang IT
v Pengetahuan
dasar perangkat keras, memahami organisasi dan arsitektur komputer.
v Dasar – dasar
telekomunikasi. Mengenal perangkat keras komunikasi data serta memahami prinsip
kerjanya.
v Bisnis
internet mengenal berbagai jenis bisnis internet.
2)
Ciri – Ciri
Profesionalisme dibidang IT
Berikut ini
merupakan beberapa cirri khas yang dimiliki oleh seseorang professional secara
umum, yaitu :
a. Keterampilan
yang berdasar pada pengetahuan teoretis
Profesional
diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki
keterampilan yang beradasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam
praktek.
b. Asosiasi
professional
Profesi
biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang
dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi profesi
tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
c. Pendidikan
yang ekstensif
Profesi
yang prestisuis biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang
pendidikan tinggi.
d. Ujian
kompetensi
Sebelum
memasuki organisasi professional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari
suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
e. Pelatihan
institutional
Selain
ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional
dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota
penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional
juga dipersyaratkan.
f. Lisensi
Profesi
menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang
memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
g. Otonomi
kerja
Professional
cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar
adanya intervensi dari luar.
h. Kode etik
Organisasi
profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur
pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
i.
Mengatur diri
Organisasi
profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan
pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang
dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
j. Layanan
public dan alturisme
Diperolehnya
penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan
kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan
masyarakat.
k. Status dan
imbalan yang tinggi
Profesi
yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang
layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan
terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.
3)
Syarat
Profesionalisme yang Harus Dimiliki Pekerja IT
a. Dasar ilmu
yang kuat dalam bidangnya sebagai bagian dari masyarakat teknologi dan
masyarakat ilmu pengetahuan abad 21.
b. Penguasaan
kiat – kiat profesi yang dilakukan berdasarkan riset dan praktis, bukan hanya
merupakan teori atau konsep.
c. Pengembangan
kemampuan professional berkesinambungan.
4)
Penyebab
Rendahnya Profesionalisme Pekerja IT
a. Masih
banyak pekerja IT yang tidak menekuni profesinya secara total.
b. Belum
adanya konsep yang jelas dan terdefinisi tentang norma dan etika profesi
pekerja dibidang IT.
c. Masih belum
ada organisasi professional yang menangani para professional dibidang IT.
REFRENSI
1.http://bsigandung.files.wordpress.com/2009/10/etika-tambahan-pertemuan-3-dan-soal.doc
2. http://etikaprofesiit1.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar