Selasa, 14 Mei 2013

PROFESIONAL & PROFESIONALISME

A.    Pengertian Profesional

PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalakan suatu keahlian yang tinggi.
Atau seorang professional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengen terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang – senang, atau untuk mengisi waktu luang.
Profesionalsime merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”.
Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber penghidupan.
Kelompok professional merupakan kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran, yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi, yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri.

a.     Tiga watak kerja seorang professional

v Kerja seorang professional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil.
v Kerja seorang professional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat.
v Kerja seorang professional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral, harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme control berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi.

b.     Profesional itu adalah

v Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
v Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
v Hidup dari situ.
v Bangga akan pekerjaannya.

c.      Ciri – Ciri Profesional

v Mempunyai focus.
v Kode etik.
v Apa yang dilakukannya berhasil.
v Mempunyai semua yang dimiliki oleh seorang professional.
v Visi dan misi.
v Excellent (mengutamakan) and professional (hasil).
v Mempunyai hati yang mau diajar (tidak sombong).

d.     Sikap – Sikap yang dituntut

v Komitmen tinggi.
v Tanggung jawab.
v Berpikir sistematis.
v Penguasaan materi.
v Menjadi bagian masyarakat professional.

B.    Pengertian Profesionalisme

Profesionalisme adalah suatu paham yang menceritakan dilakukannya kegiatan – kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar (fateri/protieri) untuk menerima panggilan tersebut, untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesame yang tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).

Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”.

Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber penghidupan.

Profesionalisme merupakan komitmen dari pada anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus atau suatu faham yang menciptakan dilakukannya kegiatan – kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan.

a.     Ciri – Ciri Profesionalisme

v Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga kita dituntut untuk selalu mencari peningkatan mutu.
v Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.
v Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai.
v Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup.
v Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.

Ciri di atas menunjukkan bahwa tidaklah mudah menjadi seorang pelaksana profesi yang professional, harus ada kriteria – kriteria tertentu yang mendasarinya.
Lebih jelas lagi bahwa seorang yang dikatakan professional adalah mereka yang sangat kompeten atau memiliki kompetensi – kompetensi tertentu yang mendasari kinerjanya.

b.     Macam – Macam Cara Mengukur Profesionalisme

Terdapat empat cara prespektif dalam mengukur profesionalisme menurut Gilley dan Enggland :
v Pendekatan berorientasi filosofis.
v Pendekatan perkembangan bertahap.
v Pendekatan berorientasi karakteristik.
v Pendekatan berorientasi non-tradisional.

C.     Profesionalisme Dalam Bidang IT

1)    Kopetensi Profesionalisme Dibidiang IT

a.     Keterampilan Pendukung Solusi IT

v Instalasi dan konfigurasi sistem operasi (Windows atau Linux).
v Memasang dan konfigurasi mail server, FTP Server dan Web Server.
v Menghubungkan perangkat keras.
v Programming.

b.     Keterampilan Pengguna IT

v Kemampuan pengoperasian perangkat peras.
v Administer dan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network.
v Administer perangkat keras.
v Administer dan mengelola network security.
v Administer dan mengelola database.
v Mengelola network security.
v Membuat aplikasi berbasis desktop atau web dengan multimedia.
c.      Pengetahuan di Bidang IT

v Pengetahuan dasar perangkat keras, memahami organisasi dan arsitektur komputer.
v Dasar – dasar telekomunikasi. Mengenal perangkat keras komunikasi data serta memahami prinsip kerjanya.
v Bisnis internet mengenal berbagai jenis bisnis internet.

2)    Ciri – Ciri Profesionalisme dibidang IT
Berikut ini merupakan beberapa cirri khas yang dimiliki oleh seseorang professional secara umum, yaitu :

a.     Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis
Profesional diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang beradasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktek.
b.     Asosiasi professional
Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
c.      Pendidikan yang ekstensif
Profesi yang prestisuis biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
d.     Ujian kompetensi
Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
e.     Pelatihan institutional
Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.
f.       Lisensi
Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
g.     Otonomi kerja
Professional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
h.     Kode etik
Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
i.        Mengatur diri
Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
j.       Layanan public dan alturisme
Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
k.     Status dan imbalan yang tinggi
Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.

3)    Syarat Profesionalisme yang Harus Dimiliki Pekerja IT
a.  Dasar ilmu yang kuat dalam bidangnya sebagai bagian dari masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan abad 21.
b.   Penguasaan kiat – kiat profesi yang dilakukan berdasarkan riset dan praktis, bukan hanya merupakan teori atau konsep.
c.      Pengembangan kemampuan professional berkesinambungan.

4)    Penyebab Rendahnya Profesionalisme Pekerja IT
a.     Masih banyak pekerja IT yang tidak menekuni profesinya secara total.
b.  Belum adanya konsep yang jelas dan terdefinisi tentang norma dan etika profesi pekerja dibidang IT.
c.  Masih belum ada organisasi professional yang menangani para professional dibidang IT.


REFRENSI
1.http://bsigandung.files.wordpress.com/2009/10/etika-tambahan-pertemuan-3-dan-soal.doc
2. http://etikaprofesiit1.blogspot.com/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar